Perbuatan buruk level mikro kalo dibiarkan lama-lama akan menjadi masalah yang sulit diurai
Sebelum saya mulai tulisan kali ini yang entah kapan terakhir kali saya nulis, saya pernah baca dimana gitu, kayaknya dari twitter yang isinya gini “Di Amerika, kalo ada rumah yang dilempar batu jendelanya, terus pihak berwajib tidak menindak secara serius maka kemungkinan besar di lingkungan itu bakal berpotensi untuk terjadi tindakan kriminal yang fatal kaya perampokan, pembunuhan, dll”.
Terlepas dari ini benar atau enggak ada penelitiannya… tapi ini make sense sih menurut saya.
Keburukan yang dibiarkan, tidak ditindak secara tepat, akan sangat berpotensi mendatangkan keburukan-keburukan yang jauh lebih besar yang akan sangat sulit untuk ditangani.
Jika kita bilang keburukan ini sebagai dosa, jadi ya kalo bibit-bibit dosa yang kecil tidak ditangani dengan baik, tidak disadari, atau kita bahkan menolak untuk menangani dengan dalih “ah… cuma… (isi sendiri)” misal “ah.. cuma anak kecil kok, ah… baru nyobain kok” dll. Maka dosa-dosa tadi akan menarik dosa-dosa yang lebih besar untuk diperbuat, nah ketika sudah terjadi dosa besar akan susah untuk ditangani. Selain karena bisa jadi hatinya sudah terlalu keras atau diri sudah terlanjur malu untuk bertobat.
Misalnya nih… Dosa berzina, saya sih yakin, kita tidak bisa ujug-ujug datang ketemu, zina. Ada step by step nya, mungkin mulai dari melanggar peraturan untuk bersentuhan dengan lawan jenis, kemudian mulai pegang-pegang tangan, peluk, cium, daaaannn seterusnya hingga akhirnya terjadi perbuatan zina. Makanya dalam Al-Quran tidak disebutkan untuk jangan berzina, tapi jangan mendekati perbuatan zina. Soalnya dengan mendekati akan sangat besar kemungkinan untuk menarik kita berbuat zina.
Atau contoh yang lain…
Kenakalan remaja misalnya. Awalnya kenal rokok ya mulai dari icip-icip se-sedot dua sedot, terus mulai tambah, akhirnya jadi satu batang, satu batang tiap 2 minggu jadi 1 batang seminggu, lepastu jadi seminggu jadi 3 batang, lepastu sehari 1 batang sampe akhirnya setiap hari berbatang-batang rokok. Awalnya alasannya merokok katanya untuk melepas stress, la kalo melepas stress kok makin banyak berarti kan jadi tambah stress bukan menangani stress itu mah.
Eits, belum selesai, dari rokok tadi akhirnya kenal yang lebih jauh lagi, minum alkohol. Awalnya juga sama, se sloki dulu, jadi dua sloki, sampe akhirnya sebotol. Awalnya yang berbuat demikian di luar rumah, akhirnya berbuat demikian di rumah. Gituuuu terus… That’s how sins work. Step-by-step.
Dan ini bisa kejadian ke siapa saja, baik itu anaknya tokoh masyarakat (misal kaya mario dandy kemarin, anaknya orang terpandang ya lacut juga); anaknya ustadz (misal anaknya ayah sugeng); atau yaa gimana background keluarganya. Semua bisa kena… kalo tidak hati-hati.
Naudzubillaah min dzalik
Semoga kita semua dijauhkan dari hal-hal yang demikian. Karena perbuatan buruk itu sebenernya dampak yang paling besar ya ke diri sendiri kok. Merugikan diri sendiri. Kalo habis mengudut secara rutin terus mulai batuk-batuk kaya orang mau meninggoy, well you brought it upon yourself dumbass.
Tapi nih, kabar baiknya… Selama kita masih hidup kita tuh masih dikasih kesempatan oleh Allah untuk bertobat, karena Allah itu luas banget pengampunannya. Kalo kata temen saya “Waktu yang tepat untuk bertobat adalah 3 tahun lalu, tapi karena udah lewat, maka waktu terbaik untuk tobat selanjutnya adalah mulai dari sekarang”
Makanya itu, kuy kita semua jangan sampe meremehkan dosa atau perbuatan buruk meskipun itu kecil. Karena bisa jadi kemalangan hidup kita ya kita sendiri yang bikin, kita sendiri yang berbuat buruk dan kena getahnya. Dan kalo kita juga tau kita ada perbuatan buruk yang merugikan kita sendiri, ya mari mulai sekarang dihentikan, ditobati. Supaya kita semua dapat rahmat dari Allah.
Aaannnddd that’s it… Have a great day!
Ini adalah outline dari salah satu materi kultum Ramadhan saya yang lalu. Kebetulan di tempat saya beberapa remaja masjid diberikan jatah untuk mengisi kultum selepas sholat isya’. Hehe