Kalau ada cerita seram setelah cerita setan-setan, mungkin cerita tentang coding-an lah jawabannya.
Photo by Émile Perron on Unsplash
Cerita ngoding mungkin salah satu cerita yang tabu untuk dibicarakan ketika kumpul bareng temen-temen kuliah. Ada yang tiba-tiba jadi ganti raut mukanya, ada yang tiba-tiba jadi pawang keong “hah? apa? hah?”, ada yang tiba-tiba engga bisa denger kata-kata yang terkait coding, ada juga yang langsung confront ganti topik saja.
Jadi kalo lagi ngumpul selain tujuannya khusus untuk bahas coding-an, jangan pernah bahas.
Tapi apakah ngoding emang semenyeramkan itu? Hmm… Kayaknya kalo ditanya ini, jawabannya sangat subyektif. Tentu ada yang cukup “anti” dengan ngoding dan ada yang juga suka ngoding. But let me tell you, even if it’s difficult, you should try learn it.
Menurutku ngoding perlu bahkan mungkin akan jadi skill yang cukup essential di waktu yang akan datang. Karena apa yang kita nikmati sekarang di internet adalah hasil buah ̶d̶a̶r̶a̶h̶ ̶d̶a̶n̶ ̶k̶e̶r̶i̶n̶g̶a̶t̶ cinta para kang coding. Steve Jobs sendiri pernah bilang…
“Everybody in this country should learn to program a computer, because it teaches you how to think.”
Ngoding atau programming kalau kita kesampingkan urusan gimana kita nulis syntax dan code-nya alias melihat dari sisi algoritmenya, sebenernya ngelatih kita buat berpikir secara runtut, gimana kita nge-breakdown masalah untuk dicari solusinya step by step. Kita dikasih suatu kasus, kita ditantang untuk mikir gimana kira-kira kita menyelesaikan masalah ini, pendekatan-pendekatan apa yang tersedia dan akan kita pakai untuk mencari solusi masalah tadi, kita juga memikirkan kemungkinan-kemungkinan terbaik dan terburuk dari solusi yang kita coba pakai, kalo mau ke level yang selanjutnya, bisa juga mikir tentang apakah solusi/pendekatan yang kita pakai udah optimal atau belum, kompleksitasnya gimana, buang-buang waktu dan resource atau enggak.
Bener-bener bisa diaplikasikan ke kehidupan kita, cara berpikirnya ya, bukan syntax-nya. Karena aku dulu sempat berkecimpung di competitive programming, cara berpikir a la ngoding ini kadang mempengaruhi gimana aku menghadapi masalah.
Sekarang ini opsi bahasa pemrograman yang “manusiawi” juga udah banyak, misalnya yang terkenal python atau Go. Bahasa pemrograman yang ada udah enggak se-alien bahasa pemrograman zaman kawak, kaya C, pascal, C++, dan lain sebagainya. Jadi kamu udah enggak perlu berpusing di “ini tanda apa sih? ini kenapa sih error? titik komanya dimana sih?” dan bisa lebih fokus main di algoritme dan struktur data. Bahkan kadang aku sendiri mikir ngoding itu mungkin berkutat di conditional (if/else), looping, dan struktur data aja.
Beda dengan dokter, arsitek, teknisi, yang perlu pendidikan resmi, belajar ngoding sangat terbuka untuk siapapun dari latar belakang apapun, mulai dari kuli panggul, musisi, dokter, semua bisa belajar ngoding. Bahkan di tempat aku magang dulu, lead ku lulusan Ilmu Fisika (okelah ini masih nyambung lah ya, saintek), tapi lead-nya lead ku atau disebut technical developer manager (TDM) ku lulusan Bahasa Inggris. Aku juga punya kenalan dokter yang bikin aplikasi sendiri dan dia juga terbilang jago ngoding.
Keterbukaan untuk dipelajari semua orang ini juga didukung banyak banget platform digital yang ngedukung kita untuk belajar ngoding secara gratis. Iya, gratis, mulai dari w3schools, freecodecamp, edX, bahkan Harvard CS50.
Di zaman serba digital ini juga membuat banyak pelaku usaha mau gak mau ngikuti trend untuk buka pasar di internet, yang artinya bakal banyak temen-temenmu atau temennya temenmu atau siapapun itu yang bakal butuh jasa orang yang bisa bantu ngoding buat usahanya. Lahan buat side hustle terbuka lebar, kawan-kawan! Tunggu apa lagi, mari kita manfaatkan!
Hal lain yang cukup asyik ketika ngoding adalah bisa ngelihat hasil pusing-pusing kita, uring-uringan, tulisan-tulisan dan angka-angka yang kadang kita copy paste dari stackoverflow itu works well. Coding-an kita sukses, jadi suatu tampilan, gambar, warna, animasi. Itu momen yang bener-bener memuaskan, sama halnya kita pasang-pasang plastik-plastik yang bentuknya aneh-aneh terus jadi gunpla.
will.i.am (vokalis Black Eyed Peas) sendiri pernah bilang “Great coders are today’s rockstar”. Maka mungkin dalam 5–10 tahun atau bahkan kurang, coding akan jadi skill dasar layaknya calistung (baca, tulis, menghitung) untuk anak-anak generasi baru.
Great coders are today’s rockstar
- will.i.am
So if you have spare time, I suggest you to try learning programming. Even if you don’t use the programming itself, you could use the way of its thinking.