A life full of regret
Dalam perjalanan saya selama 25 tahun malang-melintang, heleh, tentunya tidak semulus jalan tol. Seperti hidup manusia pada umumnya, terutama manusia yang tidak kaya-kaya amat, hidup saya juga kadang makin kesini makin kesana; kadang naik, kadang turun, kadang turunnya kok bablas ini kapan naiknya lagi. Hahaha
Dan dari pengalaman-pengalaman tersebut, ada beberapa hal yang… bukan disesali ya, tapi mungkin lebih disayangkan aja.
Kenapa tidak begini, kenapa tidak begitu, coba aja dulu begini, dan seterusnya
Karena kalo disesali, rasanya saya juga jadi enggak mensyukuri jalan yang sudah ada sekarang, toh banyak hal memorable juga dengan jalan hidup ini kok.
Misalnya tentang emotion management, yang mana saya dulu sangat buruk dalam hal itu. Makanya saya dulu enggak bisa berteman dengan baik alias nggak punya temen sewaktu SMP. Andai saja dulu lebih cepat kenal tentang stoisisme misalnya, bisa jadi saya masih berkarib sama temen saya. Tapi bisa jadi di sisi lain, kalo saya terlalu berkarib sama temen saya, saya enggak berani nyoba merantau ya? Hmmm….
Dan perandaian-perandaian yang lain, yang kalo kita pikir kita menyesal, ya akan jadi salah satu faktor ketidakbahagiaan kita. Toh yang berlalu tidak bisa diubah to.
Looking back to the present…
Yang bisa kita lakukan adalah ya menjalani hidup yang sekarang (living the present) dan mempersiapkan masa depan (prepare for the future). Jadi jikalau ada keinginan atau ada hal baik yang mau dilakukan, selama masih bisa dijangkau, waktunya ada, finansialnya cukup, tenaganya mampu. Diusahakan untuk dicapai aja lah ya.
Bahkan jika apa yang mau kita capai costs us quite significant amount of money. Kalo kata saya enggak papa sih diusahakan untuk dilakuin, karena sejauh pengalaman saya, pengalamannya akan bener-bener worth kok.
Apalagi kalo mau berbuat baik, beuh itu mah jangan ditunda-tunda kalo kata aku. Misalnya uangnya udah cukup buat daftar haji, gasin aja daftar dulu; atau uangnya mau dipake buat donasi, langsung aja dikirim buat donasi; atau yang deket, mau beliin sesuatu buat orang terkasih (orang tua, pacar, istri/suami), jangan ditunda.
Soalnya nih…
Banyak orang hidupnya ngedumel terus menyesali perbuatan yang telah atau yang enggak jadi mereka lakukan. Menjalani hidup yang mereka benci, yang mereka buat sendiri. Nggak asik banget hidup kaya gitu.
“Jathukno”, sebuah kata yang kalo diartikan bisa bermakna “duh, coba aja gw begini, coba aja gw begitu”. Sebuah kata yang semoga saya, kamu, dia, dan mereka tidak temui dalam hidup. At least tidak terlalu banyak lah ya
Have a great day! ☕️