Orang Dalam

Orang Dalam

Ada nggak sih orang dalam di dunia startup?

Photo by Ben White on Unsplash

Orang Indonesia kaya kita-kita ini pasti udah familiar dengan istilah yang disebut “orang dalam”. Rasanya udah jadi rahasia umum kalo fenomena atau kehadiran “orang dalam” bisa berpengaruh cukup besar ke kehidupan seseorang, misalnya untuk ngebantu seseorang untuk masuk ke suatu institusi (tempat kerja, tempat belajar) atau bahkan supaya tujuan kita tercapai dengan mulus. Whatever it is, just name it…

Terlebih dalam dunia kerja, rasanya praktik “orang dalam” ini lebih sering melekat erat tentang urusan pekerjaan. Tentang seseorang yang bisa secara mencurigakan bisa masuk ke perusahaan A, atau dapat promosi, atau enggak pernah dimarahi daaaaaannnn sebagainya. Juga kalo semisal kita punya pekerjaan yang kalo orang tahu angka yang dibayarkan ke kita bisa bikin mereka ‘iri’, juga bisa dicurigari karena keterlibatan orang dalam dalam karir kita.

Sejujurnya, saya sendiri belum pernah disangka punya kenalan orang dalam (tolong, saya siapa gitu lo, cuma krucil). Karena saya enggak pernah mau membicarakan urusan kerjaan ke orang yang enggak begitu ngerti tentang startup apalagi ngomongin angka yang dibayarkan ke saya untuk pekerjaan saya.

Apakah kamu bisa menjelaskan kamu kerja di startup (bonus: sebagai frontend developer) ke sodaramu yang belum familiar dengan apa itu startup dengan sederhana? Susah, man.

Terlebih untuk urusan angka atau gaji saya, pertama it’s a private matter, kedua it’s quite big, mungkin saya dikira ngepet atau punya kenalan orang dalam menilik saya baru kerja selama 2 tahun an.

Di dunia startup, apalagi jadi engineer/developer, sejauh yang saya lihat, dapat benefit yang lebih besar daripada kerja di korporat atau perusahaan swasta pada umumnya, mulai dari gaji, bisa kerja remote, enggak perlu pake pakaian formal, fasilitas kantor yang sungguh asyik, dan sebagainya. Nggak jarang beberapa orang cukup iri dengan orang-orang yang kerja di startup dan berprasangka buruk

‘wah dia bisa masuk situ karena orang dalam nih’
‘wah dia bisa masuk situ karena nyogok nih’
‘nggak mungkin orang biasa bisa masuk situ, pasti antara nyogok atau orang dalam’

It’s happening, saya pernah ngeliat komen-komen senada di salah satu post instagram yang share daily activitynya di salah satu startup. Membaca komen-komen kaya gitu saya cuma bisa mengelus dada ayam.

Well it’s unavoidable, karena praktik kecurangan sudah dianggap hal lumrah di masyarakat dan banyak orang belum tau tentang how startup works.

Terus sebenernya ada nggak sih praktik orang dalam di dunia startup?

Well…. Saya enggak bisa bilang “enggak mungkin ada lah, orang startup selalu mengedepankan skill”, mungkin ada praktik demikian, tapi selama ini saya kerja, enggak nemu kejadian ini. Baik di kantor sendiri ataupun di kantor teman. Kalo scope orang dalamnya adalah sampe ke bisa bikin orang yang enggak tau asal muasalnya darimana, skillnya biasa aja, terus bisa masuk ke startup.

Tapi kalo peran orang dalam ini sebagai rekomendasi, kaya

“Oh aku kenal orang ini, dia ini bagus nih skillnya, udah punya pengalaman ngerjain project sejenis dulu, recommended”

yang kaya begitu ada. Di tempat kerja saya yang dulu, karena kebetulan saya agak berpengaruh di tim (secara saya solo player frontend developer), rekomendasi dari saya (kadang) bisa jadi pertimbangan tambahan buat tim rekruter untuk menilai seseorang.

Atau peran lain orang dalam yang saya temui sejauh ini, misal di tempat kerja saya buka lowongan engineer, terus orang-orang yang saya kasih tahu pertama ya orang-orang yang saya kenal, saya tahu skillnya, kalo mereka jadi daftar saya notify ke rekruter ‘eh temen saya ada yang daftar nih, setahuku orangnya bagus skillnya, punya pengalaman di x y z, dsb’. Dah, sisanya urusan teman saya dan rekruter. Well, it’s their privilege, dude.

Punya kenalan orang dalam itu memang privilege seseorang, selama kita memanfaatkannya dalam batas wajar, kaya yang saya contohkan terkait rekomendasi dan ditawari kerja sebelum yang lainnya, setelahnya tetap mengikuti proses rekrutmen yang berlaku, menurut saya peran orang dalam untuk sedikit support ini enggak hal yang “haram”, sekali lagi ini privilege, karena punya koneksi. Tapi kalo orang dalamnya bisa bikin orang yang entah darimana asalnya, skillnya ga bagus-bagus amat, terus bisa bikin seseorang masuk ke perusahaan dengan mulus, saya enggak begitu suka nih sama kaya gini, no respect.

Jadi…?

Jadi yaa, mari menjadi orang yang baik, bersosialisasi sama orang-orang di sekitar kita, jalin hubungan yang baik dengan mereka, siapa tau suatu saat rejeki kita bisa dilewatkan melalui orang-orang yang kita kenal dengan baik, kan alhamdulillaah.

Have a nice weekend!