Tidak pernah…

Tidak pernah…

Berdasarkan pengalaman pribadi, jadi bisa aja ini opinionated

Photo by Ante Hammersmit

Sebenernya kemarin kepikiran nulis ini dan itu, tapi entah kenapa saya pengen banget share apa yang saya pikirkan tentang agama yang sangat saya cintai, yaitu Islam. Dan tentang betapa banyak kemudahan dan kedamaian dari Islam itu sendiri.

It’s just been on my mind for a long time, and I’ve been hesitating about whether to write it or not

Menjadi muslim di Indonesia mah sudah biasa, apalagi kita negara Indonesia merupakan negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia dengan 230 juta-an jiwa. Di dalamnya tentu banyak Islam yang bukan berdasarkan pilihan melainkan berdasarkan keturunan.

Bapak w sama mamak w muslim, jadi ya otomatis w ikutan muslim lah.”

Don’t get me wrong, saya bukan enggak suka dengan temen-temen yang cuma menjadi muslim karena orang tuanya muslim, toh saya dulu juga menjalani kewajiban umat Islam karena emang orang tua saya beragam Islam, dan bapak saya ndelalah ustadz juga, jadi bebannya double hahaha.

Tapi karena memang banyak saya menjumpai temen-temen saya ini tidak terlalu dekat dengan Islam itu sendiri, saya melihat banyak temen-temen saya yang memandang Islam sebagai agama yang merepotkan. Banyak aturan ini dan itu, tidak boleh begini tidak boleh begitu, atau membolehkan bahkan menganjurkan sesuatu yang tidak begitu sesuai dengan kita, dan sangat melarang sesuatu yang kita dukung.

Misal tidak boleh menghambur-hamburkan wang, harus bersedekah, harus menutup aurat, harus berpakaian yang sesuai syari’at, tidak boleh minum minuman keras, tidak boleh mendekati perzinaan (pacaran, ons, fwb, dsb dsb), tidak boleh LGBTQIA+ (padahal ini mah hak hidup bos). Sebaliknya malah mendukung poligami, menjadikan animal slaughtering sebagai ibadah (kalo pas qurban), atau bahkan ada yang namanya hukum pancung (ih kejam banget). Daaannn masih banyak lagi.

Beuh, rasanya menjalankan kewajiban sebagai umat Islam kok ribet, berat, bertentangan dengan value kita ya.

But, here’s what I thought

Nyambung dengan tulisan 2 pekan yang lalu tentang mungkin sesuatu itu berat karena kita belum tau aja. Karena sejauh yang saya jalani, aturan-aturan dari Islam itu bukan sesuatu yang sangat impossible untuk dijalankan, dan menjalankannya pun dampaknya akan baik untuk kita sendiri, another dan… dan sangat banyak loh kemudahan dalam Islam.

Tentang tidak bolehnya mengkonsumsi hal-hal yang bisa membahayakan badan (khamr); tentang tidak boleh berzina yang ternyata sangat bisa menyebarkan penyakit menular seksual yang kalo kena tuh medeni banget; tentang poligami yang sebenernya bukan wajib juga, pun kalo mau melakukan banyak pre-requisites yang perlu diperhatikan juga; atau tentang hukum pancung a.k.a qishas yang kalo kita tilik di sejarahnya, hukum yang terlihat kejam ini jauh lebih manusiawi dibandingkan berbagai eksekusi hukuman mati di zaman itu, soalnya ada yang ditarik pake kuda, ada yang digergaji dengan posisi badan kebalik, ada yang ditetesi air sampe kepalanya bolong, dan sebagainya.

Pun dalam menjalankan kewajiban seperti sholat, banyak juga kemudahannya. Kalo kita ketiduran/kelupaan suatu sholat wajib, kita bisa ganti ibadah itu ketika sudah sadar/ingat, kalo kita lagi perjalanan bisa dijama’ qashar. Atau puasa deh, kalo enggak bisa puasa (karena sakit, umur, atau perjalanan jauh) bisa ditangguhkan di hari lain.

Sejauh yang saya alami sampai sekarang… Lebih banyak kemudahan dalam menjalankan agama Islam dibandingkan beratnya. Sangat jauh lebih banyak. Jika kamu belum mendapati kemudahan itu, maka ini sebuah pertanda untuk mengenal Islam jauh lebih dalam lagi, and that’s is also a good sign.

Mari mengenal agama kita masing-masing, dan menemukan kemudahan dan kedamaian di dalamnya.

Have a peaceful day!